Satu, dua, orang yang serupa,
okelah tidak masalah. Tapi kalau sampai 10 hingga lebih, tentu rasanya janggal. Sekilas, rasanya bagaikan rombongan anak sekolah lagi
study tour--pakaiannya sama semua.Tentu, pasti rasanya seperti kurang mengekspresikan jati diri kamu.Nah, kebetulan saat ini saya membuat desain
hoodie sendiri dengan bertajuk "Decolonizing Travel", karena punya kampanye tersendiri selama pandemi.
Saya kebetulan sedang kurang jalan-jalan karena masa pandemi yang sedang puncak-puncaknya. Sehingga mulai merefleksikan apakah kegiatan traveling saya yang sebelumnya dilakukan sudah benar? Apakah sudah menghargai kebudayaan setempat atau justru melecehkannya karena pandangan saya yang begitu liberal?Apakah bijak atau etiskah tetap traveling di saat kondisi yang bisa saja membawa penyakit bagi orang lokal?
Dari situlah saya mulai memikirkan bagaimana traveling yang beretika dan tidak bertindak seperti penjajah yang hanya datang untuk melihat keindahan alam, tapi tak belajar sesuatu dari kondisi sekitar, bahkan mengacaukan dan mengeksploitasi orang-orang lokal.
Mungkin kamu bisa cek juga postingan sebelumnya, bagaimana perjalanan memberi hikmah pikiran kita untuk membuka cakrawala pandangan yang luas di
sini.
Lalu, dimana saya bisa sablon buat hoodie yang bagus?
Kebetulan, saya diajak teman buat mencoba sablon pakaian di Instaprint, buat menyebarkan virus Decolonizing Travel ini. Pas diajak itu saya sebenarnya sedikit kaget, lantaran setahu saya Instaprint adalah--sesuai namanya--ya, buat tempat
ngeprint, seperti skripsi saya yang lagi
riweuh (baca: banyak revisian).
Tapi karena dia meyakinkan, saya coba untuk lakuin saja dulu dan memberikan desain untuk nantinya jadi
hoodie. Setelah tahu dari
situs pemesanan mereka, ternyata harga yang disajikan menyajikan harga sablon yang murah
banget. Mulai dari
hoodie, kaos, sampai jersey bola, mereka mau layani. Desainnya bisa kita atur sesuai keinginan kita, mau itu warnanya hitam-putih, atau berwarna-warni seperti yang saya punya.
Terus, pesannya harus lusinan ya?
Seperti yang disampaikan sebelumnya, karena ingin memiliki gaya
outifit traveling yang berbeda saya memesan
hoodie ini dengan satuan. Instaprint sendiri untuk membuat sablon tidak memandang jumlah minimum
order.
Kamu bebas membuat desain sesuka kamu sendiri, yang tentunya bisa menyampaikan gagasan yang menarik ala kamu sendiri. Jika tidak bisa desain sendiri, tenang saja, Instaprint bisa bantu nge-desain sablonannya, kok dengan biaya tambahan.
Terus, produk sablon yang dipesan juga tidak butuh waktu lama
kok. Memang
sih semenjak pandemi begini susah untuk datang langsung ke tempatnya. Sebagai solusinya kamu bisa sambangi akun
Instagram Instaprint (
@in8taprint). Di bio profil mereka, ada opsi untuk menghubungi langsung ke
Whatsapp ke cabang-cabang mereka. Atau pilihan lainnya, kamu juga bisa
order lewat
Shopee dan
Tokopedia di akun Instaprint Online.
Prosesnya, nanti ketika kamu sudah menghubungi, memilih produk, dan membayar, Instaprint bakal langsung gerak cepat biar pesanan bisa tiba secepat mungkin. Apa lagi kalau sekadar cetak foto, stiker, atau flyer. Tetapi, kalau untuk sablon hoodie membutuhkan waktu paling cepat 1x24 jam.
Cepat amat, memangnya bagus?
Kalau dilihat dari kainnya, saya lihat bagus. Mereka pakai hoodie berbahan cotton fleece yang terasa lembut dan elastis saat dipakai, serta cepat kering saat dicuci--tentu kamu butuh bahan pakaian seperti ini saat backpackeran minim persediaan pakaian.
Sablon di Instaprint menggunakan teknik DTF, sehingga hasilnya lebih halus dan sangat menempel dengan kainnya, jadi tidak perlu khawatir saat mencuci biasa menggunakan sikat yang bikin rusak sablon pada umumnya.
Lewat teknik seperti itu, membuat warna dari desainnya cenderung cerah, tak heran kalau Instaprint memang berani kasih jasa sablon yang bisa beragam warna.Jadi gimana, mau bikin outfit travelingmu dengan menggunakan jasa sablon di Instaprint?
Saya sih ketagihan dengan kualitas sablon dari Instaprint. Saya tentunya bakal nyablon di sana lagi kalau bosan dengan desain outfit saya yang itu-itu saja, atau sekadar hendak membuat kampanye seperti Decolonizing Travel.