Tindakan bullying tidak hanya dialami oleh anak-anak, melainkan berbagai usia. Biasanya perilaku intimidasi dilakukan dengan kekerasan fisik. Akan tetapi, seiring perkembangan zaman, bullying kerap kali dilakukan melalui perangkat teknologi. Inilah yang dinamai dengan cyberbullying. Bagi yang masih asing dengan istilah ini, cyberbullying merupakan tindakan intimidasi yang dilakukan oleh warganet di platform digital seperti media sosial salah satunya.
Dilansir dari Sejiwa.org, Kowalksi menyebutkan ada berbagai kategori perilaku cyberbullying. Di antaranya adalah flaming, harassment, fitnah, impersonation, pembocoran ragasia, exclusion, dan cyberstalking.
Flaming biasanya dilakukan dengan percakapan yang berkaitan dengan kebencian. Cyberharrasment, mengggunakan kata-kata kasar untuk mengancam dan pelecehan. Selain itu, impersonation berupa tindakan intimidasi dengan memakai identitas palsu. Berikutnya ada exclusion, di mana korban dikucilkan sampai merasa terasing dari orang lain. Sementara itu, ada cyberstalking, yang dilakukan dengan cara menguntit korban hingga merasa tidak nyaman.
Dampak korban cyberbullying sebenarnya sama dengan intimidasi fisik. Beberapa di antaranya mengalami depresi, kurangnya percaya diri, cemas, sulit konsentrasi, dikucilkan, merasa kesepian, dan niatan untuk menyakiti diri sendiri hingga bunuh diri. Meskipun tidak dilakukan secara fisik, akan tetapi ucapan verbal yang memuat kebencian juga tidak kalah menyakitkan. Penting sekali bagi warganet untuk berhati-hati dalam berucap dan bertindak di platform digital.
Akan tetapi, tidak sedikit yang memanfaatkan cyberbullying untuk meraih popularitas. Banyak konten kreator yang dihujat oleh warganet, kemudian mendadak terkenal. Selain menjadi viral, korban juga memperoleh engagement yang baik di media sosial dan memperoleh keuntungan secara finansial. Selain korban, pelaku cyberbullying juga ada yang mendadak terkenal, demi mendapatkan pengakuan dari orang lain. Maka dari itu, alangkah baiknya untuk mengurangi atau mengontrol penggunaan media sosial, agar tidak mengalami kecanduan dan niat untuk mengintimidasi orang lain di internet.
Melihat perkembangan teknologi branding dan media sosial yang semakin canggih, membuat salah satu studio kreatif di Bintaro, Upmosphere Creative terlibat dalam pengelolaan konten media sosial untuk keperluan bisnismu. Upmosphere memiliki beragam varian jasa yang ditawarkan, mulai dari social media maintenance, visual branding, graphic design, hingga fotografi.
Berlokasi di Instaprint Bintaro, Lt. 3, Ruko Kebayoran Arcade 5, Blok F3 No.2, CBD Kebayoran Boulevard, Bintaro Jaya Sektor 7, Tangerang Selatan, Upmosphere bertujuan untuk menjawab kebutuhan para pelaku bisnis UKM dalam mengembangkan bisnisnya melalui visual dan komunikasi yang baik. Apabila kamu berdomisili di wilayah Bintaro maupun Tangerang Selatan dan ingin menghidupkan brand-mu, bisa menghubungi Upmosphere melalui e-mail atau datang langsung ke lokasi. Enggak ingin dong brand kamu terlihat monoton dan kaku, bukan?
Upmosphere Creative
Instaprint Bintaro, Lt. 3, Ruko Kebayoran Arcade 5, Blok F3 No.2, CBD Kebayoran Boulevard, Bintaro Jaya Sektor 7, Tangerang Selatan 15229
E-mail: upmospherecreative@gmail.com
Instagram: @upmosphere
Image credit: https://unsplash.com/@mpbasham
Sumber:
http://sejiwa.org/pahami-cyberbullying-agar-anak-tidak-menjadi-korban/
https://kbr.id/07-2013/ini__dia_faktor_pendorong_cyberbullying_remaja/37018.html