Di era modern yang serba digital, orang-orang kini hanya bisa bergantung pada kemampuan teknologi dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Termasuk bekerja dan berkomunikasi satu sama lain. Hampir sebagian besar orang mengandalkan internet dan aplikasi media sosial, agar komunikasi tetap berjalan dengan baik. Biasanya, aplikasi media sosial yang seringkali masih digunakan oleh banyak orang adalah Instagram, Twitter, hingga Facebook.
Dilansir dari Medium, lebih dari 4,5 miliar orang di seluruh dunia menggunakan internet, dengan angka pengguna media sosial yang melampaui 3,8 miliar. Bisa dibilang, hampir 60 persen populasi di dunia sudah beralih ke platform online dalam memenuhi kegiatannya selain berkomunikasi. Ada pun tren terbaru yang menyatakan bahwa lebih dari setengah populasi di dunia, mulai menggunakan media sosial. Kebanyakan dari mereka adalah masyarakat milenial.
Fitur di Media Sosial untuk Menjadi Terkenal
Berbagai fitur disediakan oleh pihak aplikator guna menyenangkan para penggunanya. Termasuk fitur following, follower, likes, dan comment. Sementara di Twitter, ada salah satu fitur fenomenal yang dikenal sebagai retweet (serupa dengan reblog di Tumblr atau repost). Berbagai fitur tersebut rupanya membawa dampak bagi penggunanya, yaitu keinginan untuk menjadi terkenal. Apabila mereka mendapatkan jumlah pengikut, like, komentar, dan repost terbanyak, maka popularitas akan semakin meningkat.
Meskipun demikian, angka yang diperoleh dari jumlah like dan following juga mempengaruhi status sosial penggunanya. Semakin besar angkanya, maka orang-orang akan mengubah perspektifnya terhadap pengguna tersebut. Perspektif mereka terhadap pengguna dengan jumlah pengikut yang banyak akan semakin kuat, karena sudah populer. Kualitas konten pun mulai dikesampingkan, di mana kebanyakan pengguna hanya memikirkan proses menjadi terkenal secara cepat dan praktis.
Dengan mengandalkan jumlah pengikut, ada besar kemungkinan timbul hubungan sosial yang regang. Misalnya, seseorang enggan mengikuti akun temannya, karena ingin menunjukkan jumlah pengikut yang banyak dibandingkan jumlah mengikuti akun. Atau ungkapan seperti “Buat apa nge-follow, kalau nanti juga di unfollow.” Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna menganggap bahwa jumlah pengikut dapat menaikkan strata sosialnya.
Dilansir dari Medium, kini status sosial tidak lagi dilihat dari harta warisan keluarga, relasi dengan orang, maupun deskripsi pekerjaan seseorang. Belakangan ini, media sosial juga bukan sekadar wadah untuk berkomunikasi, melainkan untuk bekerja dan menghasilkan pendapatan tambahan. Sebut saja profesi-profesi seperti selebgram, brand ambassador, dan influencer. Profesi ini mengandalkan media sosial sebagai mata pencaharian dan menciptakan bisnis baru. Bahkan, mereka dengan pekerjaan tersebut juga bergantung pada angka dan statistik akunnya.
Melihat perkembangan teknologi branding dan media sosial yang semakin canggih, membuat salah satu studio kreatif di Bintaro, Upmosphere Creative terlibat dalam pengelolaan konten media sosial untuk keperluan bisnismu. Upmosphere memiliki beragam varian jasa yang ditawarkan, mulai dari social media maintenance, visual branding, graphic design, hingga fotografi.
Berlokasi di Instaprint Bintaro, Lt. 3, Ruko Kebayoran Arcade 5, Blok F3 No.2, CBD Kebayoran Boulevard, Bintaro Jaya Sektor 7, Tangerang Selatan, Upmosphere bertujuan untuk menjawab kebutuhan para pelaku bisnis UKM dalam mengembangkan bisnisnya melalui visual dan komunikasi yang baik. Apabila kamu berdomisili di wilayah Bintaro maupun Tangerang Selatan dan ingin menghidupkan brand-mu, bisa menghubungi Upmosphere melalui e-mail atau datang langsung ke lokasi. Enggak ingin dong brand kamu terlihat monoton dan kaku, bukan?
Upmosphere Creative
Instaprint Bintaro, Lt. 3, Ruko Kebayoran Arcade 5, Blok F3 No.2, CBD Kebayoran Boulevard, Bintaro Jaya Sektor 7, Tangerang Selatan 15229
E-mail: upmospherecreative@gmail.com
Instagram: @upmosphere
Image credit: https://unsplash.com/@robin_rednine
Sumber: