Selama pandemi, bisnis reseller dan dropship sedang marak terjadi. Dengan melakukan kedua jenis usaha tersebut, maka dapat membantu perekonomian seseorang dan Negara. Akan tetapi, masih banyak orang yang menyamakan reseller dengan dropship. Padahal, kenyataannya kedua jenis usaha ini berbeda. Apa saja perbedaan-perbedaan antara reseller dan dropship, yang wajib kamu tahu sebelum memilih dan melakukannya? Cari tahu penjelasannya di bawah ini.
Cara Kerja
Banyak orang yang menyamakan cara kerja reseller dan dropship, karena sama-sama menjual barang dari distributor. Akan tetapi keduanya berbeda. Reseller memang menjual barang dari supplier maupun distributor. Namun, cara kerja reseller menyerupai pedagang produk pada umumnya. Hal ini karena reseller membeli barang dari distributor, kemudian dijual dengan caranya sendiri.
Berbeda dengan dropship. Cara kerja dropship adalah menawarkan barang dari distributor ke konsumen. Setelah memperoleh pemesanan, maka dikonfirmasi dan dilanjutkan oleh pihak supplier. Sehingga dropship tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli barang kemudian dijual dan dikirimkan. Pasalnya, sistem dropship memungkinkan supplier yang akan mengirimkan barangnya.
Risiko
Dari segi risiko, reseller dianggap memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi. Pasalnya, reseller perlu membeli barang dari supplier kemudian dijual kembali dengan harga yang diinginkan. Apabila barang tidak laku, tentu akan mengalami kerugian yang besar. Salah satu jalan yang bisa dilakukan adalah menjualnya kembali secara rugi, agar bisa mendapatkan pemasukan daripada tidak laku.
Sementara dropship memiliki tingkat risiko yang tidak setinggi reseller. Para dropshipper perlu mengetahui kondisi stok barang dari supplier atau distributor. Selalu jalin komunikasi dengan pihak distributor, agar tidak terjadi kesalahan informasi. Memang stok barang tidak selamanya ada di gudang. Ketika ada pesanan, mau tidak mau kamu menolaknya, karena stok barang yang dipesan oleh konsumen habis. Sehingga, dropship perlu menunggu hingga stock barang terisi kembali.
Modal
Apabila kamu adalah reseller, tentu diperlukan modal yang lebih tinggi dibandingkan dropship. Hal ini karena reseller perlu menjual barang dengan membelinya dari distributor terlebih dahulu. Selain itu, reseller juga menyetok barang dalam jumlah yang tidak sedikit. Banyaknya jumlah barang yang dibeli juga berdasarkan modal yang kamu punya.
Sementara dropship membutuhkan modal yang minim. Pasalnya, dropship hanya menawarkan produk-produk dari supplier ke para konsumen. Diperlukan kemampuan komunikasi yang persuasif, agar bisa mendapatkan penjualan tinggi. Dropship juga tidak perlu membeli dan menjual kembali produk. Hal inilah yang membuat dropship tidak terlalu pusing memikirkan modal yang diperlukan.
Tertarik ingin mencetak file dan keperluan bisnis UMKM di Instaprint Bintaro? Kamu bisa mengunjunginya di Ruko Kebayoran Arcade 5, Blok F3 No.2, CBD Kebayoran Boulevard Bintaro Jaya Sektor 7, Tangerang Selatan. Apabila memiliki kendala waktu atau sibuk, juga bisa mengirimkan file melalui WhatsApp, e-mail, hingga sistem penyimpanan cloud seperti Google Drive, WeTransfer, atau Dropbox. Pengiriman juga bisa dilakukan melalui Go Send atau Grab Send. Di Instaprint Bintaro, kamu bisa mencetak produk kebutuhan bisnis dengan bahan dan hasil berkualitas.
INSTAPRINT BINTARO
Ruko Kebayoran Arcade 5 Blok F3 No.2, CBD Kebayoran Boulevard Bintaro Jaya Sektor 7, Tangerang Selatan 15229
Jam Operasional – Bintaro
Mon – Fri: 09.00 – 22.00 WIB
Sat: 09.00 – 20.00 WIB
Sun: Closed
WhatsApp: +62 877-7000-9935
Image: https://unsplash.com/@blakewisz
Sumber:
https://slalu.com/blogs/artikel/reseller-dan-dropship-dalam-berjualan-online
https://lifepal.co.id/media/reseller-atau-dropshipper-cek-perbedaannya-yuk/